Friday 30 September 2016

SINGAPORE NEVER FAILS special edition : We sing, eat and happy!

sebetulnya, saya dan sahabat saya ke singapore untuk mengikuti konser musik. Bukan nonton konser, tapi kami ini performers. Paduan Suara yang kami ikuti ini terbentuk dari banyak interdominasi gereja dan paduan suara tempat kami bernaung ini beruntung memiliki seorang mantan music director dari Singapore. Berhubung mantan music director kami akan mengadakan konser di Singapore, maka beliaupun mengundang kami untuk datang ke singapore dan join konser disana. Yaaa.. intinya sih konser, tapi namanya ke Singapore, tetep aja harus melipir buat kuliner dan belanja. hahahaha.. konser mungkin bisa jadi alasan ke-2.

lau pa sat from above ( courtesy : wikipedia )
Hari itu, hari pertama kami latihan sebelum konser. Paginya seperti biasa, saya dan sahabat saya bangun agak siang. Dari semalam saya sudah bilang ke sahabat saya, pokoknya besok mau makan di Lau Pa Sat / Telok Ayer Market. Apa itu Lau Pa Sat? Lau Pa Sat adalah salah satu hawker center di Singapore. Lokasinya di area business singapore, ibaratnya macam Sudirman / Kuningan-nya Singapore. Di dalam Lau Pa Sat ada macam - macam makanan. Gedungnya sendiri juga termasuk gedung bersejarah dan berbentuk oktagonal. Saya sampai cari dari google cara pergi kesana dan makanan apa aja yang terkenal disana. Berhubung saat saya ke Singapore itu menjelang F1, jalanan di sekitar Lau Pa Sat banyak di tutup dan dialihkan. Sehingga jalanan macet dan tersendat. Tapi tenang, macetnya tidak separah di Jakarta. Kami dapat double dekker bus dan duduk di atas. untung saja, karena kami tidak tahu jalan, ketika dari jauh saya sudah lihat jamnya Lau Pa Sat, saya langsung pencet bel dan turun dari bus. Kami hanya tinggal menyebrang dan Lau Pa Sat sudah di depan mata. Sampai di dalam, ada banyak stand makanan. 


Fish Soup
Dengan modal informasi dari Google, akhirnya kami putuskan makan Fish Soup. Huwaaa.. porsinya mantap dan enak banget! Memang sih, rasa kuahnya cenderung hambar, tapi menurut saya, rasanya jadi fresh dan lebih segar di lidah. Dan menurut saya, kalau kuahnya dibuat lebih kuat rasanya, justru rasa ikannya bisa hilang. Enaknya lagi, kuahnya tidak tercium bau amis. Semuanya pas! Dasar orang indonesia, makan selalu perlu gorengan, akhirnya saya beli kuotie juga 1 porsi. Kami makan berdua. Kuotienya, menurut saya agak kurang, malah cenderung kebanyakan kucai / daun bawang. Sehingga dagingnya tidak terlalu berasa. Namun yang saya suka, kuotie gorengnya cenderung less oil, malah kering dan tidak berminyak. Berbeda dengan kuotie yang pernah saya makan.Lau Pa Sat Bener - bener pantas menyandang titel pusat kuliner otentik singapore. 

Dari Lau Pa Sat, kami beranjak ke Bugis. Di bugis, saya cari tas punggung dan oleh - oleh lagi. Kami malah berakhir beli anting dan mochi. Setelah itu, kami mengantri untuk beli Share Tea di Bugis. Kami beli 2, karena kalau di singapore, biasanya beli 2 lebih murah. Kami pesan green tea with Vanila Cream dan Green tea with Sea Salt Cream. Kami beli beda rasa, supaya bisa saling cicip. Hari itu hujan deras, sehingga saya dan sahabat saya berpikir untuk langsung ke tempat latihan. Jadilah kami naik MRT ke Redhill Station. Tiba di tempat latihan, kami sempat banget foto - foto. Lalu kami pun minum Share Tea yang kami beli. 
Saya : Loe minum yang apa?
Sahabat : Gue minum yang sea salt.
Saya : Gue yang vanilla. Loe mau cobain? ( sambil sodorin gelas )
Sahabat : enak yang vanilla.
Saya : Enak yang sea salt menurut gue. Ya udah, itu buat loe aja, gue yang ini aja.
Teman Padus : iiihh,, selera loe mah aneh ya. Sea Salt kan asin?  dan loe bilang enak?
Saya : ( nyengir doank.. )

Latihan dimulai, dan kami latihan selama  2 hari. Selama 2 hari itu latihan selesai cukup malam.  Hahahaha.. Tiba di tempat menginap, kami langsung makan malam di dekat rumah. Saya bilangnya makan di Warteg Singapore. Itu lho, tempat makan di hawker yang jual macam - macam sayur dan masakan. Hadeeuuh... enak benar hidup ini. Saya makan nasi, daging babi dengan telor asin diatasnya dan tumis buncis. Ueeennaaakk... Now i can live again! Rasa makanan standard, tapi bener, makanan yang dimakan saat lapar, semuanya jadi enak! Apapun menunya, selalu enak di lidah dan perut! 

Rice & vegetable.

Thursday 29 September 2016

SINGAPORE NEVER FAILS special edition : Mellben Seafood

Setiap kali saya ke Singapore, semua orang selalu bilang, " you should go and try the Chili Crab in Singapore ". Hmmm,... now i know why everybody recommended this menu to me. Chili Crab sepertinya merupakan icon makanan di Singapore. Salah satu yang terkenal di Singapore adalah Mellben Seafood. Based on Google, pendirinya bernama Melvin Soon. Restoran pertama dibuka di area Pasir Ris, selanjutnya mulai berkembang dan buka di Ang Mo Kio dan Toa Payao. Kalau ada yang belum pernah makan disini, saya akan share sedikit pengalaman makan saya di Mellben Seafood.

Jadi sepupu saya bilang," Loe kalau ke sini, harus makan Chili Crab. Loe suka kepiting gak? ". Saya pun jawab, kalau saya gak terlalu suka kepiting karena repot makannya. Sedangkan sahabat saya yang gak doyan duren itu, justru doyan banget kepiting, ampe bilang, "Justru itu seninya ccyyyiinn..makan kepiting emang harus pake repot, biar seru! ". Ooohh,, okay then..i'll go. Jadi hari itu, setelah menonton di AMK Hub, kami pun janjian dengan sepupu saya lagi untuk makan malam di Mellben Seafood Ang Mo Kio. Dia pun wanti - wanti bilang kita harus tag tempat duduk dulu, karena biasa antriannya panjang macam ular naga. Okay, berhubung saya dan sahabat saya ini pengacara ( Pengangguran banyak Acara, yang mana acara seminggu di Singapore cuma belanja dan makan, hahahaha ).. jadilah saya dan sahabat saya yang pergi dulu ke restoran tsb untuk antri. Tapi siapa sangka, memang saya lagi jodoh sama ini restoran. Antriannya gak panjang dan saya masih bisa duduk santai di taman dekat restoran  sampai sepupu saya datang. Begitu sepupu saya datang, kami pun langsung masuk ke restoran dan duduk memesan makanan. Di Mellben Seafood, ada pilihan kepitingnya. Kepiting normal dan besar. Yang normal size aja, menurut saya gede banget, apalagi yang big size? hahaha.. dan akhirnya, kami pun memesan Claypot Crab Beehoon, Salted Egg Crab dan Tumis Kangkung. Seperti apa rasanya? 2 kata, ENAK BANGET.

Claypot Crab Beehoon
Claypot Crab Beehoon ini termasuk menu andalan dan favorit di Mellben Seafood. Masakannya berkuah. Jadinya rasanya itu meresap sampai ke daging - daging kepiting di dalamnya. Sahabat saya, juga suka dengan menu ini. Jangan bayangkan beehoon nya itu macam bihun di Indonesia. Beehoon disini, bentuknya lebih mirip bakmi, bulet, panjang dan agak tebal. Terbuat dari beras. Kuahnya itu dari santan, tapi rasanya lebih ke arah susu. Manis, gurih sedikit berminyak. Saya pikir kepiting di Mellben Seafood ini dari Indonesia. Ehh,, tanya punya tanya, ternyata kepitingnya dari Sri Lanka. Wow.. rasanya beda. Dagingnya tebal dan banyak. Makan satu kepiting juga udah kenyang banget. Tekstur daging dan ukuran kepitingnya Top Markotop!

Salted Egg Crab
Menu kedua, Salted Egg Crab. Kepiting dimasak dengan telor asin. Rasanya gimana? this is my favourite! saya sampai harus minta maaf sama timbangan badan di rumah, karena berat badan saya pasti bertambah. Back to topic. Saya sih suka banget sama Salted Egg Crab. Kalau kata sahabat saya, rasa bumbunya kayak chiki. Hahahaha.. tapi seriusan enak banget ini bumbunya, ampe saya makan jilatin tempurung kepitingnya, buat makan bumbunya. Saya koret - koretin juga itu piring semua yang ada bumbunya. Ini lapar atau lapar, saya juga udah gak tahu. Namanya Salted Egg, rasanya pasti asin. Namun karena buat dimasak, salted eggnya diubah jadi macam saus gitu, dan rasanya jadi agak manis. Namun tidak merusak tekstur dan rasa salted egg yang asli. Walau kekurangannya, karena ini masakan kering, jadinya bumbunya tidak meresap sampai ke dalam daging, hanya menempel di tempurung kepitingnya.

Kangkung Belacan
Menu ketiga, tumis kangkung pakai terasi. Hahaha.. believe it or not. Buat saya, namanya makan seafood, paling enak pakai tumis kangkung. Mau pakai terasi atau gak, pokoknya, buat saya kangkung itu tumisan sayur favorit dan udah paling pas nemenin seafood. Tumisan kangkung di Mellben Seafood, kurang lebih rasanya mirip sama semua tumisan standard. Nothing special, beda harga aja. Kalau di jakarta pakai IDR, di Singapore pakai SGD. Kalau di luar negeri, makan kangkung trus kurs ke IDR, rasa - rasanya, saya bisa beli segerobak sayur isi kangkung. hahahaha..

Overall, menu kepiting ini, enaaaakkkk..! i should say, the Best Crab i've ever eat. Cuma begitu tagihan datang. Jreeennngg....! jangan di kurs ke rupiah saudara - saudara. Nanti kena serangan jantung. Yang pasti, abis liat bill, saya geleng - geleng kepala. 

So, Dear Cousin, pray for me to be success and hopefully my plan for next year can come true (or at least got a big amount salary like you get in Singapore). So next time, it will be my turn to treat you expensive food like what we eat in Mellben Seafood. Okay? 
With Love, your chubby & big eater sister.


Mellben Seafood AMK


After fighting with Crab

Tuesday 27 September 2016

SINGAPORE NEVER FAILS special edition : Do something special

Seminggu di Singapore itu bisa bikin saya berubah jadi Singaporean. Dan lucunya gitu. Kita kalau di negara sendiri mungkin jorok, gak tertib. Tapi begitu di negara orang, mendadak tertib dan buang sampah pada tempatnya. Berhubung tiap kali saya ke Singapore tidak pernah cuma 1 atau 2 hari, kali ini saya jalan - jalan dengan kegiatan yang agak berbeda sedikit. 

Durian ( King Fruit )
Salah satunya, makan durian di Hougang. Sepupu saya bilang, kalau dia hampir tiap hari makan durian disini, karena gak mau makan nasi di malam hari. Sampai - sampai si pedagang durian bilang jangan - jangan sepupu saya naksir dia. Ya kaleeee pak..! ckckckck.. saya tidak tau jenis durian yang dijual oleh si pedagang. Tapiiii... duriannya enak..! ahahahaha... beda dengan durian montong. Biasanya, kalau makan durian montong, saya cuma sanggup makan maksimal 2 potong durian. Sedangkan, saat saya makan durian di Hougang, entah berapa banyak potong durian yang saya makan malam itu. Termasuk sahabat saya, yang mengklaim diri " gak doyan durian ".. tapi ternyata makan banyak juga. Yang bikin saya kuat makan durian di Hougang, adalah karena ukuran potongan duriannya tidak sebombastis ukuran Durian Monthong. Bijinya besar - besar, dagingnya tidak terlalu gemuk dan tebal. Kalau saya gambarkan, rasa dan teksturnya macam kalau kita makan durian medan. Rasa duriannya pun tidak monoton. Jadi sama sekali tidak terasa bosan di lidah saat dimakan. Sedangkan sahabat saya berkomentar : " This is the first time ever in my life, i ate so many durians! " Hahaha... dia bahkan bilang duriannya macam tidak berbau, gak bikin eneg dan fine - fine aja makan durian. Bahkan pada saat pulang, dia bilang ke saya, " gue gak berasa kayak abis makan durian lho ". Good deh. 

Dear my best friend, if you read this blog ( and if God & money allows ), then on December 2017, kita fix makan duren lagi ya ccyyyiinnnn... ahahahahaha,...siapkan perutmu kawan!

Sehabis makan durian, kami pun bubar jalan. Tapi baru juga melangkah, kami melipir ke foodcourt dan beli Fried Wanton. Apa itu fried wanton? Fried wanton itu semacam pangsit goreng, tapi yang kami beli, ukuran pangsitnya mini - mini alias bite size. Dan isinya daging babi. Sooo yummy and oily. Tapi justru itu kan yang enak? yang berminyak dan garing. Hehehehe.. Kami pun berpisah di MRT. Sepupu saya kembali ke Punggol, saya dan sahabat saya balik ke Tanjong Katong. Sepanjang jalan, kami cek jadwal bioskop. Jadi pada saat kami makan durian, sahabat saya bilang, dia belum nonton film korea " Train To Busan". Dia penasaran, karena katanya menang banyak penghargaan dan filmnya bagus, walau temanya Zombie. Berhubung saya suka cablak kalau ngomong, spontan saya bilang, " ya udah. Besok aja kita nonton itu Train To Busan. Gue juga penasaran. ". Jadilah kami malam itu begitu tiba di penginapan mencari informasi tentang lokasi Bioskop dan harganya. Saya hanya tahu 2 besar bioskop di Singapore, yaitu Golden Village dan Cathay. Kami cek lokasi dan jam yang cocok. Berhubung kami malas bangun pagi, jadi kami cari yang waktu tayangnya siang menjelang sore, dan areanya dekat dengan sepupu saya kerja. Karena rencananya kami akan makan malam bareng. Pilihan jatuh di Cathay Cinema AMK Hub. Kami pilih yang show jam 13.40. 

Our Meals
Esok hari, kami bangun agak siang. Kami tidak beli sarapan di Hawker Center, malah bikin oatmeal dan makan yoghurt. Sehat bukan? Saya juga kagum dengan diri saya sendiri, sanggup gitu makan sehat hanya oatmeal buatan sahabat saya dan yoghurt sebagai penutup. Setelah mandi dan sarapan, kami pun berangkat ke AMK Hub. Kami tiba masih terlalu awal. Jadi kami beli tiket dulu, lalu cari makan siang.
Berhubung saya dan sahabat ini pencinta drama korea, jadi kami pun makan siang ala Kdrama. Kami makan sandwich SUBWAY. Bagi pecinta drama korea, rasa - rasanya pasti bosen liat si subway selalu muncul di setiap Kdrama. Tapi karena penasaran, saya tetap beli sandwich tsb. Sampai saya posting di IG " eat like a kdrama ". Sayangnya gak ada yang besar macam sandwich di Kdrama. Tapi cukup bikin kenyang, karena kami memang gak niat makan nasi. Karena nanti malam, kami akan makan cukup banyak. Kami pesan sandwich isi Ham dengan Oregano parmesan bread. Oh my God..this is my kind of happiness! Rasa sandwichnya saya banget! suka banget dengan sandwich Subway.

Ham & Cheese Subway Sandwich
Setelah kenyang, kami muter - muter mall dulu, karena waktu putar film masih cukup lama. Sekitar jam 13.15, kami balik lagi ke bioskop dan ambil pesanan popcorn kami, setelah itu masuk ke teater. kalau di Jakarta, namanya Studio Teater bisa diliat pintu masuknya bahkan dari tempat kita beli tiket. Namun di singapore, khususnya di AMK Hub, studio teater ada di ruangan berbeda malah beda lantai dengan lobby atau tempat jual tiket dan popcorn. Jadi saya harus melewati koridor kecil. Sebelum masuk koridor kecil ini, ada meja loket tempat si penjaga karcis cek dan robek tiket. Setelah itu, kita dipersilahkan masuk ke area studio teater. Di ujung koridor, ada eskalator. Kami pun naik eskalator dan begitu di atas, sudah keliatan pintu - pintu studionya. Di AMK Hub ada 5 atau 6 Studio. Lucunya, di depan pintu studio teater, tidak ada satupun petugas. Jadi kita masuk sendiri ke Studio yang tertera di karcis. Biasanya, kalau di Jakarta kan ada orang yang berdiri di depan pintu studio. Lebih parah lagi pas kami masuk, studio masih sepi! Asli sepi gak ada orang satupun di dalam studio. Lampu gak nyala, dan gak ada tayangan iklan atau trailer apapun di layar. Bener - bener kosong melompong dan gelap.
Saya : Booo.. kita salah studio gak sih?
Sahabat : Gak lah, kan udah masuk sesuai nomor studio di karcis. Udah lha, duduk aja.
Saya : Gak mau ah. Gila aja, cuma kita berdua doank, tunggu orang lain masuk dulu deh. Atau tunggu ampe jam tayang aja. ( saya pun keluar studio ).
sampai di luar, saya dan sahabat saya malah cekikikan, karena bingung dengan keadaan bioskop yang sepi abiiss.. mungkin karena jam nontonnya bukan di peak hour ya.
Saya : Loe kebayang gak sih?  itu kalau di Running Man atau Anime, udah pke 3 titik [ . . . ], plus gagak lewat ~ kooaakk..kooaakk.. ~ Garing abis lho.
Sahabat saya ampe tertawa ngakak denger komentar saya. Tak lama, seorang kakek masuk. Saya pandang-pandangan dengan sahabat saya. Kami sama - sama berpikir, ini opa - opa kuat gak ya nonton film Zombie? yang biasa thriller dan penuh kaget - kagetan? tapi bukan urusan saya juga sih. Akhirnya kami pun masuk dan duduk sesuai nomor kursi kami.
Movie Ticket

Persis jam 13.40, film dimulai. Tapi masih trailer dan iklan - iklan. Sekitar 10 menit kemudian, diputarlah film Train To Busan. Siapa aja artisnya? silakan cek sendiri di Google. Saya gak mau kasih Spoiler isi cerita dan endingnya, Harus ditonton sendiri baru seru. Yang pasti, film ini pantas dan layak dapat penghargaan di Canes Movie Festival. If i have to make a summary, only one sentence : "The zombie movie only korea can do! "

Selesai nonton, kami keliling mall lagi, sambil killing time menunggu waktu janjian dengan sepupu saya. Kami ketemu toko oleh - oleh yang sedang sale/diskon. Jadi rupanya, berhubung ini toko mau pindah lokasi, mereka terpaksa harus habiskan stock barang di toko mereka, dengan cara kasih diskon. Jadilah saya borong pringles, ferrero roche, cadbury, kitkat, dll. Saking murah banget..! Gak sia - sia kami belanja. Abis belanja, kami pun keliling sebentar, dan langsung menuju tempat janjian dengan sepupu saya.

To be continue..

Monday 26 September 2016

SINGAPORE NEVER FAILS special edition : Going There, always fun!

 saya pertama kali ke singapore itu tahun 2005 akhir. Ceritanya ikut acara semacam conference gereja di Malaysia, lalu saya menghabiskan waktu di singapore, sekalian merayakan tahun baru. Kali ke dua saya ke Singapore, itu dalam rangka widyawisata sekolah, tahun 2006 atau 2007. Agak - Agak lupa karena sudah terlalu lama. Hahahhaa... dan setelahnya, saya kembali ke Singapore dalam rangka konser, di tahun 2010. Setelah itu, dalamn rangka nonton konser King's College Choir, saya nekad beli pegi lagi di tahun 2011. dan tahun 2014, karena dalam rangka konser, saya pergi lagi ke Singapore. Dan tahun ini, 2016, saya dapat kesempatan lagi, bersama - sama dengan teman paduan suara, diundang konser lagi di Singapore. jadi bisa dibilang, selama 11 tahun, saya sudah 6x ke Singapore.

Ada yang tanya, bosan gak ke Singapore? saya sih jawab, saya gak pernah bosan! Jujur! Karena walaupun Singapore itu besarnya hanya seujung kuku ukuran kota Jakarta, selalu banyak hal baru yang bisa dilakukan di Singapore. That's why i said : Singapore Never Fails. Singapore merupakan salah satu negara yang gak bosan - bosan saya kunjungi. Selalu ada tempat baru, hiburan baru, atraksi baru yang menarik perhatian wisatawan. Walaupun 3 tahun berturut, katanya, Singapore mengalahkan Jepang menjadi negara termahal di dunia. Ya bayangin aja, tahun 2005, exchange rate SGD vs IDR, cuma 6500, sekarang udah nyaris 10.000. Entah ekonomi singapore yang kuat, atau ekonomi indonesia yang payah, saya juga tidak paham. 

Jadi, hari itu, pas lagi pada idul adha, saya dan teman baik di paduan suara memulai perjalanan kami ke Singapore. Biasanya, saya suka naik JetStars. Eeiitss,.. bukan promosi nih, tapi seriusan, kalau low cost carrier, saya masih lebih percaya sama JetStars, dibanding airlines low cost carrier lainnya. Namun berhubung saat dicek, harganya mahal, saya beralih ke airlines "The Proud of Indonesia". Hahaha.. karena saya dapat tiket murah saat Travel Fair. Persiapan tahun ini pun, saya rasakan termasuk santai dan gak buru - buru. Saya beli tiket bulan April, pesen akomodasi baru bulan Juli. Tapi menjelang hari-H, koq semua jadi buru - buru dan serba ribet. Tau - tau di kantor rame, trus packing rasanya ribet banget. Tapi tetep sih, namanya mau liburan, hati selalu senang. Bahkan sampai saya menulis blog, saya masih susah move on dan sulit menerima kenyataan kalau saya sudah balik ke Jakarta :(

Enaknya, karena naik " The Proud of Indonesia", saya dapat makan! yeah.. anda bisa bilang saya norak. Tapi beneran, saya suka norak macam anak kampung kalau naik airlines mahal. Buat saya, namanya makanan adalah highlight bagi saya yang doyan makan. Pilihannya Nasi Goreng atau Pasta. Berdasarkan pengalaman, naik kendaraan apapun di Indonesia, kalau menunya nasi goreng, jarang ada yang enak. Semua standardnya sama. Jadi, saya pilihlah pasta. Daaaann,.. Ya ampuuunn.. enak bangettt..! sampai makan sampai bersih tandas, tanpa sisa. Temen baik saya sampai komentar : Loe laper apa laper? ahahhaha.. sayang saya gak foto makanan di pesawat. But trust me, it is totally delicious! Menunya ada Beef Pasta, Bread and butter, Banana cake with milk. Minumnya bisa pilih mau teh atau jus, dll. Serasa orang kaya naik "The Proud of Indonesia". Hahahhahahaa...

Sepanjang jalan, cuaca kurang bagus, jadi pesawat rasanya getar dan goyang - goyang terus. Tapi semua berjalan baik, dan saya tiba di singapore dengan selamat. Seperti biasa, saya kagum ngeliatin Changi Airport. Iiiihh,, gak ada apa - apanya compare to Soetta. Begitu antri imigrasi, lalu ambil bagasi, saya dan sahabat saya menunggu kakak sepupu saya jemput di Airport. Pasti pada nanya, " ngapain sih pake dijemput? di singapore kan gampang transportasinya, masa mesti pake jemput? "
yes! compare to Jakarta, Singapore itu transportasinya wahid! Hahahaha.. kenapa saya minta jemput? karena tempat menginap saya bukan di hotel. Tapi di rumah orang local, yang mana, aksesnya gak cukup pakai MRT doank, tapi juga harus pake bis. Jadi, daripada saya jadi anak hilang di Singapore, mending saya minta sepupu saya jemput donk? 

Room Photo
Saya pun berangkat dari Changi menuju tempat menginap. Sepanjang jalan, kami heboh mengobrol. Dan tidak lama, saya tiba di MRT Paya Lebar. Saya menginap di Area Tanjong Katong ( East Coast ). Jadi dari MRT Paya Lebar, saya masih harus naik bus sekitar 4 Stop. Well, kalau cuma angkat koper naik/turun bus atau MRT sih gak capek dan gak ribet. Tapi beneran ribet ketika saya tiba di tempat menginap. Kenapa? karena tempat saya menginap gak ada lift! cuma ada tangga! Jadi kebayang gimana saya angkat itu koper ampe ke tempat menginap? Saya serasa berubah jadi si Po kungfu panda, yang ngos-ngosan naik tangga. Sampai di ujung tangga, harus pencet kode masuk. Setelah pintu terbuka... i found oasis! Beneran..! dekorasi tempat menginapnya bagus, rapi, unik, cantik, dst. The list is endless. Dan kabar baiknya, kamar saya ada di loteng. Artinya, saya harus naik tangga lagi. Capek sih, tapi begitu buka pintu kamar.. Oh My Gosh..! The room is just Sooooo pretty..! It's small, yet pretty, clean and neat. Sepupu saya ampe kaget juga liat kamarnya. Kamar mandi terpisah dari kamar. Tapi kamar mandinya bersih dan kinclong! ahhahaha... saya suka..! I love it!

Attic Room
Setelah check-in, duduk dan numpang WC, saya dan sahabat saya, pergi ke Punggol. Jangan pada nanya di Punggol ada apa. Kalau penasaran, beli tiket dan datangin sendiri tempatnya. Hehehe.. Kami ke Punggol karena mau mengantar pulang sepupu saya, walau at the end, kami malah makan di Water Way Point, Punggol. Waktu 2014, saya ke punggol bantuin sepupu saya, itu mall belum ada. Eehh,.. gak sampai 2 tahun, udah ada mall lagi. Jadilah, kami makan siang sekaligus makan malam disitu. Dari sana, kami ke apartement sepupu saya, dan ngobrol sambil sembunyi dan bisik - bisik. Hahahha.. takut ganggu housemate sepupu saya. Kami ngobrol panjang lebar sampai tidak terasa sudah jam 20.00. Tadinya mau langsung mau  balik. Tapi sepupu saya ajak jalan ke Hougang. Penasaran saya ngapain ke Hougang? Tunggu edisi selanjutnya..