Thursday 31 July 2014

EATOLOGY

Saya dan teman - teman nongkrong saya, selalu punya keunikan sendiri dalam hal makanan. Kalau soal makan, pasti gayanya Hedonis bangeett.. Hahahaha... Selalu mau coba makanan yang aneh dan jarang ada orang yang mau coba makan. Selain unik dalam hal makan, kalau kami mau kumpul aja, tidak pernah pakai rencana, tapi langsung main culik di hari yang sama. Pokoknya selalu tiba - tiba tanpa ada rencana. Seperti kemarin, tiba - tiba kita kumpul nonton Step-Up All In, padahal gak ada rencana nonton. Setelah itu langsung -pergi makan. Kami makan di restoran, namanya Eatology. Letaknya di daerah menteng, Jl. KH. Agus Salim. Sepanjang jalan, isinya makanan semua. Untungnya eatology ini berupa restoran yang cozy abis. Kami makan beberapa jenis menu, walau tidak semua  saya foto, tapi akan saya bahas juga.


Salt Pepper Chicken Wings
Menu Appetizer, kami pesan Fried Shroom, Baked Potato dan Salt Pepper Chicken Wings. Fried Shroom, udah pasti intinya jamur digoreng pakai tepung. Isi jamurnya, jangan tanya deh. Gede, dan berasa jamur. Ciri khas makanan eatology ini, yang namanya mayonaise, dibuat dari yogurt, jadi rasanya bukan agak asam lagi, tapi asam dan segar. Waktu saya makan Fried Shroom, selain tepung dan jamur, di dalamnya dikasih sedikit yogurt, jadi agak asam. Namun kalau dipikir - pikir, namanya gorengan itu kan berminyak ya, jadi cocok banget kalau di kasih yogurt. Baked potato, tidak ada yang special, hanya kentang utuh, dipanggang, toppingnya dikasih yoghurt dan keju slice. Yang paling enak, Salt Pepper Chicken Wings. Satu porsi isi delapan slice. Rasanya? Enaaaakk...apalagi gitu dicocol sama yoghurt. Hmmmmm.... bumbunya sih indonesia banget, pakai cabe kering potongan, ada sereh iris, daun bawang iris, cocok buat lidah orang indonesia. Bumbunya agak sedikit pedas - pedas nikmat. Yang oke lagi, bumbunya meresap ke dalam ayamnya.


Spaghetti A.O.P Tuna
Menu utama, kami pesan Spaghetti A.O.P Tuna. Bukan pasta atau fettucini yang kaya tomat dan keju, tapi ini smaa sekali gak ada pasta atau keju yang overdosis. Lebih tepatnya, ini spaghetti Aglio Olio Tuna. Rasanya lebih ringan, dan tidak medok, tapi banyak minyak. Bumbunya pedas, apalagi kalau anda bukan penyuka cabe, pasti kepedasan makan Spaghetti ini. Isinya tuna iris, dan ditaburi keju. Saya akui, menu spaghetti ini, Top markotop, walau masih lebih enak Spaghetti Aglio Olio di Pisa Cafe. Hehehehhe..  Selain Spaghetti, kami juga pesan Pizza. Asli, pizza nya crunchy abis..! Makan pizza, jadi ingat, pas lebaran tgl. 28 Jul, saya dan teman - teman bikin pizza. Rasanya udah eneg dan kenyang bangettt makan pizza. Mana pizzanya itu bener - bener pizza, dan tidak tipis crunchy gitu, mirip kayak pizza hut, bukan izzi pizza. Tau donk apa beda izzi pizza dan pizza hut? Rata - rata sih, kalau izzi pizza, roti pizza cenderung tipis, sehingga tidak eneg kalau makan banyak - banyak. Kalau Pizza Hut, saya akui, roti pizzanya cenderung tebal. Jadi baru makan, 1 - 2 potong aja, udah kenyang. 


Andre's Pizza
Ini anehnya pizza di Eatology. Kalau pizza di eatology, seriusan crunchy..! Garing kayak kerupuk. Tapi booo... enaknyaa..padahal toppingnya cuma saus tomar, keju, smoked beef, dan telur. Nama menunya Andre's Pizza. Rasanya enak, dan cocok banget sama tekstur tepung rotinya yang crunchy. Gak boong deh. Enak bangeettt...! Kalau soal harga, namanya restoran ya, kayaknya gak ada yang murah, tapi harganya standard. Kami makan berempat, dengan total menu 9 termasuk minum dan 1 menu take away, habis IDR 440.000, yah, seorang IDR 100.000. Lumayan lha ya berbanding dengan rasa makanan yang enak, menurut saya gak rugi - rugi amat dicoba. Mari makan..!

Friday 27 June 2014

MAKAN ENAK

Waahh,..sudah lama tidak nge-blog, jadi kangen juga. Maklum ya, kerjaan numpuk, plus duit lagi beku - bekunya buat makan yang aneh - aneh atau makan yang enak - enak. Namun sesuai judul di atas, beberapa kali, saya kesempatan makan makanan enak. Penasaran apa aja? Banyaaakk..! Tapi yang akan saya bahas cuma 2 saja. Mengikuti capres pilihan saya, saya pilih 2 , salam 2 jari. Hehehehehe...

Sop Buntut Bakar
Belum lama, saya makan di suatu food court di Emporium. Sebetulnya, teman saya yang lapar berat, saya sih biasa aja, Tapi gitu liat menunya, ya ampun..Gimana bisa gemuk kalau kyk gni menunya?! Jadilah saya pesan juga. Saya pesan Sop Buntut Bakar Ibu Henny. Ya ampppuunn....enaknyaa..bikin ngiler saat itu juga. Biasanya, orang kalau bikin Buntut bakar, iga bakar, iga penyet, dll, bumbunya suka kurang merasuk. Tapi buntut Bakar ibu henny ini, bumbunya meresap abiisss.. Rasanya maknyus..! memang cenderung pedas ya. Kuah sopnya banyak lada, bikin pedas - pedas sedap, dan buntutnya, bumbu bakar nya juga enak abiss..pedas bikin ketagihan. Sekarang saya ngerti, kenapa zaman dulu kala, bangsa barat pada suka beli rempah - rempah di Indonesia. Bumbu yang kayak gini itu yg bikin enak masakan. Wadduuhh,,makan Sop buntut bakar ibu henny bikin ketagihan abiss..Patut dicoba. 1 porsi, tidak sampai 50rb. Pokoknya harus dicoba.


Nah, yang kedua, saya makan di Loobie Lobster. Restoran khusus menyajikan hidangan lobster, kepiting, udang, cumi. Lokasinya di Panglima Polim. Agak mahal, tapi harga mahalnya sebanding dengan porsi dan rasanya. Saya pesan Mix Platter dan Blackpepper Lobster Maine 250Gr. 


Mix Platter
Mix Platter, isinya lobster kukus, atau mungkin rebus, atau mungkin bakar, dan Calamari ( bahasa kerennya cumi goreng tepung ). Calamarinya, jujur bikin ketagihan. Garing, tidak terlalu keras untuk tepungnya, dan cuminya tidak alot. Disajikan dengan sambal cocol chili sauce biasa, atau sambal matah. Top bangeettt... Saya mungkin tidak mengerti soal tekstur lobster, tapi bisa saya pastikan, lobsternya fresh. karena tidak amis sama sekali. Rasanya pas, dimakan pakai nasi juga tidak hambar. Apalagi begitu di cocol pakai sambal matah, uenaknyaaa..


Blackpepper Lobster
Di loobie, ada 3 jenis lobster, yaitu lobster laut import, lobster laut lokal, dan lobster air tawar. Yang saya pesan, semuanya lobster laut, tapi bukan import. Ukurannya juga lumayan gede. Makan sendiri, bisa - bisa kolesterol, darah tinggi bisa langsung naik. Lobester lada hitam ( Blackpepper Lobster ), saya akuin, enak banget. Sayang saja bumbu lada hitamnya kurang kental. Tapi pedesnya, sangat terasa, pengaruh dikasih cabe rawit juga sih, tidak murni pedas lada hitamnya. Bumbunya juga meresap abis ke dalam daging lobsternya. Bikin semua yang makan ketagihan banget. Makan ber-empat, hanya dengan 2 menu aja, abis hampir 400rb. Agak mahal sih, tapi kalau lihat porsinya, gak rugi - rugi banget bukan?

Tuesday 29 April 2014

DIRITNA - Syrian, Jordanian, Lebanon and Meditteranian Food

 Saya dan beberapa teman satu angkatan SMP, sepertinya punya hobi dan passion yang sama. Salah satunya, cobain makanan aneh - aneh. Dan inilah hasilnya. Sabtu kemarin, kami makan di Diritna Restoran karena tidak disengaja. Awalnya, kami ke Kemang untuk makan di Food Fest. Tapi karena saya tidak sreg dengan makanannya, jadilah kami jalan, dan lihat - lihat resto yang lain. Dari seberang, saya lihat tulisan  arab warna hijau. Saya bilang, " itu restoran apa? arab cuisine gitu? "
Teman saya langsung jawab, " itu restoran makanan mediterania,mau cobain? " Jadilah kami bertiga masuk ke restoran tersebut. Restorannya sepi, tapi temanya memang sudah serasa di daerah Timur Tengah. Tapi yang makan, kebanyakan bule dan asia. Bukan orang arab. Walau, pemiliknya, saya yakin orang timur tengah juga. 

Pita Bread
Kami pesan : Pita Bread, Hummus Tahineh, Mix Barbeque, Galayet Bandora with Meat. Masakan Timur Tengah, biasanya indentik dengan kambing, sapi, domba. Jarang ada ayam. Walau di restoran ini, mereka punya menu ayam. Banyak hal lucu sepanjang kami  makan di Diritna Restoran ini. Saat pesan Pita Bread, asumsi saya adalah, rotinya kecil. Dan kami pesan, seorang dapat jatah 2 roti. Begitu Pita Bread tiba di meja kami, ukuran luar biasa besar. Diameternya sekitar 18 - 20 Cm. Kebayangkan gedenya kayaknya gimana? Saya belum pernah, makan roti sampai mau nangis. Saking besar, dan bikin kenyang. Saya rasa, tiap orang cukup beli satu Pita Bread saja.

Kami pesan yang namanya Hummus Tahineh. Ini semacam cocolan, untuk segala jenis masakan kebab dan roti. Terbuat dari kacang yang dihaluskan, dan dikasih minyak zaitun. tapi rasanya, asem, yah, sedikit kecut. Jujur aja, Hummus Tahineh ini bukan favorit saya, kalau saya disuruh beli lagi makanan Timur Tengah di Diritna Restoran.
Hummus Tahineh
 Untungnya, menu yang kami pilih, selain Pita Bread dan Hummus Tahineh ini, semuanya enak. Seperti Mix Barbeque. Isinya, kentang goreng, Daging domba, kebab sapi, dan ayam. Semuanya dipanggang / dibakar. Rasanya, agak standard, cuma asin - asin doank. Tapi daging ayamnya cukup lembut, bumbunya juga cukup meresap. Kebab Sapinya, juga enak. Semacam daging sapi giling, yang dicampur bawang bombang cincang dan peterselli, dibentuk menjadi semacam sosis. Rasanya enak. Asin bawang bombay, dan daging sapi yang cukup lembut, pas banget. Teksturnya juga mudah dikunyah. Yang agak disayangkan, justru adalah daging dombanya. Bumbunya enak, tapi dagingnya agak alot. Sehingga, dikunyah pun, susah sekali dan bikin gigi sakit. Kata teman saya, " gigi gue serasa mau copot kunyah di daging domba". Hahahahaha..

Mix Barbeque
Menu terakhir, kami pesan Galayet Bandora with Meat. Di Timur Tengah, kalau kita bilang Meat ( daging ), biasanya dikasih kambing/domba. Dan menu di Diritna ini, masakan yang dibilang ada Meat, pasti pakai daging domba. Galayet Bandora ini, dimasak dengan banyak tomat. Tomat dipotong dadu kecil - kecil, ditumis dengan cabai hijau, bawang putih , kentang yang dipotong dadu kecil - kecil, dan daging domba yang diiris / dipotong kecil - kecil. Rasanya, enak. Segar, karena tomat, dan wangi daging domba serta bawang. Rasanya paling enak dibanding menu yang lain. Namun berhubung, makan pakai roti yang super besar, rasanya mau nangis makannya. Sampai kami akhirnya menyimpulkan, kami memang tidak cocok masakan Timur Tengah. 

Galayet Bandora with Meat
Hal yang paling bikin absurd, justru adalah begitu bill keluar, harganya fantastis. Makan dan minum, total IDR 487.000. Astaga..!!! Shock lha saya dan teman - teman saya. Secara, makan masakan eropa ( masakan yunani di Yamas ), harganya masih cukup reasonable dan acceptable. Apa boleh buat, kami pun bayar, dan setelah itu kabur, dan tidak mau makan lagi di Diritna. hehehehe...

Tuesday 15 April 2014

SERBA FOOD at Paragon Hayam Wuruk

Tumis Kol
Saya rasa restoran serba food ini sudah banyak dikenal orang, walau jumlah pengunjung terbilang sedikit disaat weekend. Tapi sepi bukan berarti mahal dan masakannya tidak enak. Justru, masakannya enak banget. Gak boong. Mesti dicoba sendiri. Penasaran? Saya bahas satu - satu.
Menu yang saya coba pertama, adalah tumis kol / tumis kubis. Entah kubis dan kol itu sama atau gak, yang pasti namanya tumis sayur, rasanya standard. Cuma asin dan sedikit berminyak. Tapi sayurnya cukup segar koq. Bukan sayur yang sudah layu.


Pangsit Siram
Menu kedua, saya cobain yang namanya pangsit siram. Hahahaa..pangsitnya puas banget. Secara ukuran pangsitnya besar dan padat. Isinya padat dan gak pelit. Beneran daging cincang halus dicampur udang. Jadi lebih wangi, mengundang selera makan. Liat fotonya saya udah mulai ngiler dan lapar lagi. Kulit pangsitnya juga lembut. Disiram kuah asam manis pedas. Makin pas rasanya. Saya jujur, belum pernah cobain pangsit rebus dan disiram saus pedas manis, yang rasanya enak seperti ini.



Mongolian Beef
Menu Ketiga, menurut saya termasuk menu andalan Serba Food Restaurant. Namanya Mongolia Beef. Saya kurang tahu, apakah memang daging sapi mongolia asli, atau daging sapi lokal kualitas terbaik, tapi beneran deh. Daging sapinya lembut, empuk, dan mudah dikunyah, sama sekali tidak keras. Hadduuhh...enaknyaa.. Belum lagi bumbu yang dipakai untuk masakan Mongolia beef ini, rasanya mirip lada hitam, tapi bukan lada hitam. Tapi ada sedikit pedas - pedas lada, dan legit. Rasanya menurut saya spektakuler banget. Wajib dicoba. Menurut saya, pasti menyesal kalau tidak dicoba. Seriusan enak banget.

Menu keempat, saya cobain jamur goreng telur asin. Jamur yang dipakai adalah jamur enoki. Jamur yang bentuknya panjang - panjang kayak tali sepatu. Jamur digoreng dengan tepung yang dicampur telur asin. Sehingga rasa asinnya murni dari telur asin. Rasa yang dihasilkan, memang tidak segurih kalau pakai garam dan tepung saja, namun jauh lebih mudah dinikmati dengan rasa asin telur. Tepungnya digoreng kering, tapi tidak sampai keras dan terlalu garing. Pas di lidah dan kalau dimakan pakai nasi, pas banget asinnya. Menu ini, menurut saya, cocok buat anak yang tidak susah makan. Jamur garing, dan asin, pasti setiap anak suka menu ini.

Jamur goreng telur asin
Menu cemilan, juga tersedia. Saya cobain yang namanya Panada. Ada yang tahu panada? Yup, roti goreng khas manado yang diisi ikan cakalang dan rasanya pedas, serta paling enak kalau dimakan pada saat masih hangat, alias baru selesai digoreng. Hmmmmm... menggiurkan! Namun, panada ala Serba Food, lain daripada yang lain. Dibuat mirip burger. Ikan cakalangnya dibuat seperti selai, tapi tidak amis. Dikasih mayonais, dan taburan juhi yang halus. Rasanya beda daripada yang lain, tapi tetap nikmat di lidah. Langsung meleleh rasanya. Rotinya juga bertekstur lembut, isi ikan cakalangnya juga nikmat, cukup inovatif. Patut dicoba. Sayang aja, saya gak keburu cobain menu - menu dessertnya. Tapi tak mengapa, karena biarpun tanpa dessert, saya tetap berhasil bikin orang lain ngiler liat makanan yang saya makan. Hehehe :)

Panada bread

Sunday 13 April 2014

YAMAS - Authentic Greek Cuisine

Gara - gara film "300 - The rise of empire ", saya jadi pengen cobain makan masakan yunani. Akhirnya kesampaian, karena teman saya doyan coba makanan aneh - aneh. Karena suka film "300", saya berpikir menunya bakal ada nama Sparta, hahahahha...ternyata jauh dari bayangan. Nama menu - menunya agak sulit dilafalkan lidah. Restoran Yamas ini, terletak di daerah Jaksel. Patokannya, kalau dari Blok M ( Pasaraya Blok M ), lurus terus ke arah kemang. Kira - kira 200m, sebelum belokan ke kemang, ada restoran Yamas tsb. Ruangannya sepi, nyaman dan perabot sampai isinya terbuat dari kayu. Tempatnya juga cozy. Yang saya suka dari daerah selatan ini, ada banyak bule ganteng manca negara.Karena ini restoran Yunani, ada beberapa bule Yunani ganteng yang datang makan disini, makin nikmat deh makan malam di Yamas.

Mix Platter
Menu yang saya coba, ada banyak. Total saya makan bertiga, sekitar Rp.385.000. Menu yang saya coba adalah Mix Platter , ibaratnya gorengan ala Yunani, yang bentuknya seperti lumpia. Ada 3 jenis gorengan, yaitu Spanakopitakia ( isi bayam dan keju feta ), Borek ( isi daging ), dan Tiropitakia ( isi keju feta ). Gorengan ini cocoknya di cocol sama Tzatziki. Mungkin semacam saladnya Yunani. Kebanyakan salad, biasa dressing-nya dari mayonaise. Tapi kalau Yunani, dressing-nya dari yogurt, dikasih timun, ada wortel sedikit, dan buah zaitun. Rasa gorengannya? Menurut saya paling enak yang isi keju ( Tiropitakia ). Semua gorengannya crispy, renyah dan tidak keras. Isi kejunya meleleh abiiss,,dimakan rasanya enak bangeett.. Selain gorengan, mereka berikan Roti Panggang, kalau kata saya, ini Garlic Breadnya Yunani. Roti panjang ala perancis, diiris - iris, dikasih oregano dan olive oil ( minyak zaitun ). Tapi rasanya mirip - mirip minyak bawang. Mungkin lidah saya yang memang agak aneh ya..hehehe.. Rasanya? Hmmmm....enak banggeettt.. Lebih enak dari garlic bread.

Greek Chicken Kebab
Menu Kedua yang saya coba adalah Greek Chicken Kebab. Side dishnya bisa pakai nasi atau mashed potato. Yaaahh..seperti kebanyakan masakan barat, pasti kurang bumbu. Kalau anda pecinta masakan Padang, pasti gak cocok deh dengan masakan barat. Khusus masakan Yunani, hampir semua main coursenya kurang garam. Kata teman saya : "maklum ye, Yunani bukan penghasil garam, walau dekat dengan Aegean Sea. " hahahahaha... Ukuran kebabnya sih guede. Daging ayam giling yang dipadatkan jadi bentuk sate guede, dan di panggang sampai hitam. Kebabnya sih enak. Tekstur ayamnya cukup lembut dan bumbunya juga enak. Tapi side dishnya, berupa nasi goreng, dimasak pakai saus tomat dan bawang bombang, dan sedikit sayur. Rasanya cuma saos tomat doank. Namun, walau begitu, ketika dimakan, rasanya sangat seimbang di lidah. Ada asam tomat, tekstur daging ayam, bumbunya, hmmmm...oke lah. Enak juga koq. Saya sendiri tidak sanggup menghabiskan kebabnya. Huwaaa..begah..kalau masih muat, saya pasti habisin kebabnya.



Moussaka
Teman saya pesan menu Moussaka, yang intinya adalah Lasagna ala Yunani. Berbeda dengan lagsana ala italia, yang pekat keju, tomat dan pasta, justru lasagna yunani ini, menurut saya kekurangan bumbu, walau rasanya tidak begitu pekat dan kuat seperti lasagna italia. Lapisan atasnya keju feta yang lembut, dan rasa kejunya tidak pekat. Saya cukup suka kejunya, maklum, saya bukan penyuka keju. Tapi karena kejunya tidak pekat, saya masih bisa makan kejunya. Setelah itu, dilapisan berikutnya adalah bawang bombay, beserta daging giling, saya lupa daging ayam atau sapi, tapi dagingnya melimpah ruah. Waaah...enak sih, tapi lagi - lagi kurang garam. Jadi agak eneg rasanya makan moussaka ini. Karena rasa asinnya murni mengandalkan asin dari kejunya. Over all, Moussaka ini enak, namun karena lidah orang Indonesia itu suka masakan berbumbu kuat, jadinya kalau dikasih makanan yang sehat, kurang garam begitu, kayaknya kurang cocok ya.


Menu paling enak, sudah pasti Dessert. Dimana - mana, namanya dessert pasti enak dah. Jarang saya ketemu dessert yang gak enak. Nama menu dessertnya Kanela Nilo. Yaitu, semacam sereal dari kayu manis, dikasih potongan apel dan madu dan bubuk kayu manis, dan di atasnya dikasih satu scoop es krim vanila. Mantap..! Enaknya luar biasa. Madu hangat beserta apel, dan sereal yang masih renyah, plus dingin es krim vanila, perpaduan sempurna. Manis, tapi tidak terlalu manis seperti gula. Sehat dan tidak buat eneg. Saya tidak suka kayu manis pada dasarnya, tapi menu ini bikin saya ketagihan dan pengen lagi, pengen lagi, pengen lagi. Hahahahahha... Kalau ada kesempatan, saya cukup rekomendasikan restoran ini. Kalau buat jalan sama pacar, tempatnya oke banget. Monggo di coba :)


Kanela Nilo

Monday 20 January 2014

Culinary on New Year 2014

Ooohh..walau sudah pertengahan Januari, saya rasa belum terlambat mengucapkan " Selamat Tahun Baru 2014 bagi para pembaca, semoga tahun ini membawa berkah lebih bagi para pembaca serta saya snediri ".. hehehehe..gak mau ketinggalan dapat berkah. Menjelang tahun baru dan sesudah tahun baru, saya memang hobi makan. Walau pas tahun kemarin, saya terserang diare. Hiks..tahun baruan malah kena diare, gak asik nih. Meski begitu, bahasannya tetap asik koq. Akhir bulan December 2013, saya liburan ke Sukabumi dan Bandung. Tujuannya cuma satu : cari makan enak. Hehehe..

Mie Goreng
Tiba di Sukabumi, malam harinya saya langsung berburu mie goreng. Wah..gila bener deh. Ini mie goreng haram sih. Tapi 1 porsinya, bisa dibagi jadi 3 mangkok untuk 3 orang. Mantaps kan? 1 porsi harganya IDR 58.000. Letak makanan enak semuanya ada di daerah Odeon. Mienya digoreng cenderung agak basah, tapi enak banget. Saya tidak suka mie yang tebal - tebal. Tapi makan mie haram ini, saya suka banget. Bumbunya enak dan pas dimasak harum bukan main, porsi gede, isinya juga gak pelit. Waahh..puas banget..



Pagi harinya, saya makan bubur ayam. Bubur Ayam Sukabumi itu memang paling antik isinya. Kalau kita bisa pakai cakwe, kalau di Sukabumi, bubur dikasih suiran daging ayam, sayur asin, sama kentang kecap, kecap asin dan kerupuk kulit pangsit yang garing. Hmmmm..rasanya segar..karena sayur asinnya asam - asam gitu, bercampur manis kentang kecap, waaahh..makan satu porsi aja kenyangnya bukan main.

Bubur Ayam dan Lumpia
Selain bubur ayam, saya pesan satu porsi lumpia goreng. Isinya lumpia goreng dan dicampur siomay sedikit juga diberi timun. Wadduuhh..satu porsi lumpia goreng aja udah kenyang banget makannya. Ckcckkckck..nyaris sesak nih perut. Isi lumpianya biasa saja, hanya diisi rebung. Tapi, digoreng kering. Yang bikin enak itu sambal lumpianya yang pedas - pedas sedikir. Yummy abiiss..!

Lumpia Goreng
Di Bandung, saya cobain Bakut Teh daerah pasir kaliki. Kalau dari arah kebon kawung, rumah makannya ada di sebelah kiri. Cukup besar tempatnya. Nama restonya lupa - lupa ingat. Tapi keliatan koq kalau naik mobil lewat pasir kaliki. Bakutnya segar. Tapi sayang, sayur asinnya kurang asam sedikit. Porsinya lumayan gede. Saya pesan pangsit goreng juga. 1 porsi isi 6. Hmmm..ukurannya gak jumbo sih, tapi setidaknya isi pangsit gorengnya beneran daging dan tidak terlalu asin. Jadi enak dimakan sebagai cemilan ataupun teman makan nasi.

Pangsit Goreng



Bakut
Pulang ke Jakarta, saya bingung, mau makan apa. Tapi trus jalan - jalan ke Harmoni. Dan lihat ada warung makanan khas semarang. Yang makan, mayoritas orang jawa dan chinese asal jawa. Jualannya ya tahu pong, gimbal, bandeng presto, tempe mendoan, dll. Saya pesan soto ayam, tapi soto ayamnya, menurut saya kurang enak. Tahu pongnya enak, tapi sayang sambal petisnya gak pedas. Saya kurang tahu ya, apa memang sambal petis itu hanya manis atau bisa pedas, tapi saya lebih suka yang namanya sambal ya pedas. Gimbalnya juga lumayan enak, berasa isinya, walau sebetulnya gimbal itu seperti bakwan tapi dikasih udang di tengahnya.. hehehehe.. Overall, lumayan enak dan memuaskan lidah bagi yang kangen masakan semarang. Tapi sih, kalau boleh jujur, rata - rata jenis masakan yang ada hanya makanan cemilan ( goreng - gorengan ). Masih lebih enak makanan khas Semarang yang di daerah Kota ( beos ).

Lumpia goreng Semarang, Tahu Pong, Gimbal, Soto Ayam