Thursday 26 December 2013

Restaurant "Chung Gi Wa 청기와 "

Namanya Natal, pasti identik dengan kumpul keluarga. Sama seperti Lebaran, bagi penganut agama nasrani, yang namanya natal, harus kumpul keluarga. Kemarin, saya bersama kedua orang tua dan sepupu serta om saya, kami pun makan di restoran Chung Gi Wa. Restoran khas masakan korea. Saat ini hanya ada 3 gerai. Yaitu di Lotte Mart Kelapa Gading lt. 2, Grand Wijaya Center di daerah Dharmawangsa / kebayoran baru, dan di Gandaria City ( kalau gak salah ). Aslinya, saya ngajak makan disini, karena penasaran, teman saya bilang, harga makanannya cukup murah alias standard untuk makanan korea. Jadilah, syaa kesana, dan tentu saja, saya yang kebagian giliran traktir.

Kiri - Kanan : Nyam Galbi, Bulgogi
Kami makan ada beberapa menu dan harus saya akui, makanan korea itu sehat - sehat ya. Bayangin aja, belum juga menu utama keluar, semua makanan sampingan, seperti kimchi aja ada beberapa macam. Mejanya udah penuh untuk menu makanan sampingannya. Karena keluarga besar saya termasuk meat lovers,, hehehehe,, jadinya kami pasti pesan daging, karena mau BBQ. Yang kami pesan pertama adalah Nyam Galbi, yaitu daging iga babi. Waduh..empuknyaaa...mudah dikunyah, enak banget deh itu dagingnya. Trus bumbunya itu meresap abis, tanpa harus pake bumbu siram / bumbu tambahan, rasanya udah enak bangeettttt.. Apalagi kalau ditaruh di atas selada, terus dilipat, langsung masukin ke mulut ( kayak di film - film korea ),,ya ampuuunn...enak bangettt..what a temptation..!

Setelah itu kami pesan 2 porsi Bulgogi. Ternyata ada 2 jenis cara masak bulgogi. Disebutnya masak depan dan masak belakang. Masak depan, artinya dimasak kering. Sedangkan masak belakang, masih ada kuah - kuahnya. Saya sih lebih suka yang masak depan. Hehehe.. Rasanya manis - manis, mirip kayak teriyaki / yakiniku ala Jepang gitu. Tapi ini saya akui, lebih enak. Dagingnya tipis, karena pakai daging iris untuk sukiyaki. Kalau ada yang pernah makan Yoshinoya, tekstur dagingnya persis kayak di Yoshinoya.

Setelah itu, kami pesan lagi yang namanya Jap Jae. Kalau kata orang koreanya sih Capcay, dan keterangannya Fried Noodle, tapi sebetulnya bukan mie goreng, tapi Soun Goreng. Isinya sayur, jamur, daging. Hmmmm...yummy abiiss...walau rasa standard, tapi buat saya cukup enak dan acceptable di lidah dan terutama perut. Kata sepupu saya, " waaahh..abis ini, gue mesti sepedaan selama 3 jam niih..! " Hahahahhaa...well, bener juga sih..kalau natal itu Happy holiday + Happy eating. Hahahahaha.. Sayang aja, lupa saya foto. Maaf yaa.. :(

Seperti biasa, makanan Korea yang paling disukai orang - orang seluruh dunia adalah Bibimbab ( berdasarkan hasil wawancara di variety show korea : Infinity Challenge ). Saking sering makan Bibimbap, saya jadi malas fotonya. Hehehe.. Sebetulnya mudah lho bikin bibimbap. Siapkan mangkuk batu yang udah dioles minyak masak, masukkin nasi yang udah matang, sayur rebus, daging tumis, trus panasin di atas kompor. Jadi deh..! Bibimbap di Chung Gi Wa ini berbeda dengan yang saya makan di Kem Chick. Kalau di Kem Chick dikasih semacam saus merah, di Chung Gi Wa, cenderung polos tanpa saus merah. Tapi soal rasa, yaaa..bener lha..lebih sedikit authentic daripada di Kem Chick.

Gop Cang Jonggol
Selain itu, karena makan bareng orang tua, kalau udah berumur, gak bisa makan yang keset - keset, harus ada kuah sedikit. Jadilah kami pesan semacam kimchi kuah, nama menunya : Gop Chang Jonggol. Isinya, jeroan sapi, tapi cuma usus dan daging sapi, trus dikasih sawi putih, wortel, bawang bombay, tahu, daun bawang, lobak. Hmmm..kuahnya asli, seger banget. Kuahnya berwarna merah, tapi gak pedas. Memang disesuaikan sih, karena kalau orang korea asli, sukanya yang agak - agak pedas, tapi untuk menu di Chung Gi Wa, sama sekali tidak pedas dan sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Untuk jeroannya, biasa sih, saya gak suka usus. Tapi di Chung Gi Wa, mereka bisa gitu masak usunya kenyal - kenyal kayak jamur, dan mudah di kunyah dan tidak bau sapi. Itu yang saya kagum. Daging sapinya sih, empuk..memang ahli banget ya orang korea kalau soal daging. I love korean beef..! hahahhaa..

Yuk Gae Jang
Setelah itu, saya makan Yuk Gae Jang. Semacam sup sapi. Warna kuahnya lebih pekat merahnya daripada Gop Chang Jonggol. Isinya, soun, lobak diiris panjang dan tipis, dikasih irisan sawi putih, bawang bombay, dan suiran daging sapi. Waaahh...rasanya pekat abis, tapi tidak sesegar Gop Chang Jonggol, karena sayurnya cuma sedikit. Tapi cukup terasa kuah sapinya. Wadduuhh..masakan korea emang sehat - sehat deh. Kebayang donk, semua menunya pasti ada sayuran. Porsinya juga besar - besar. Total kami makan bertujuh, habis hampir IDR 700.000. Range harga ; IDR 50.000 - 500.000. Price : Bulgogi @ 68.000, Nyam Galbi @63.000, Jap Jae @ 75.000, Bibimbap @ IDR 58.000, Yuk Gae Jang @ 55.000, Gop Chang Jonggol @ 180.000, Nasi putih @ 10.000. Minuman kalau teh hangat dan air putih, dikasih free dan free flow. 
Boleh dicoba dan top recommended deh. Hehehe..mari makan..! Itadakimasu..!

macam - macam kimchi
macam - macam kimchi

Friday 13 December 2013

BONGKOPITOWN - Jail Restaurant

Hari ini, saya cobain makan siang di BONGKOPITOWN. Letaknya di Jl. Batu Tulis Raya..huwaaaa..ini akibat rasa penasaran saya, sekaligus buat bahan postingan di blog. Hehehe.. Well, restorannya tematik bangeettt.. Temanya : JAIL..kalau di bahasa indonesia, artinya Penjara. Hiii.. tapi suasana dan interiornya gak seseram penjara beneran koq. Kalau penjara beneran sih, creepy abiiss.. Makanan disini, lebih ke arah masakan singapore dan melayu. Ada 3 menu yang saya coba. Apa aja? Ini detailnya : 

Nasi Penjara
Saya pesan Nasi Penjara + Seafood. Hmmm...intinya dari nasi penjara ini adalah nasi siram. Nasi yang digoreng hanya dengan kecap asin, disiram dengan seafood. Mirip kayak kita makan kwetiau siram gitu, tapi kwetiaunya diganti nasi. Di menu sih, ini termasuk masakan recommended. Tappiii...rasanya kok biasa - biasa aja ya? Emang cocok kalau dibilang restoran dari Singapore, emang ciri khasnya gak banyak bumbu alias bumbunya gak berasa atau gak niat. Not soo special seperti di rekomendasi. Keseluruhan masakan saya nilai STD alias Standard. Mulai dari harga sampai rasa masakan, semuanya standard. Memang cuma beli suasana aja. Berhubung baru buka, jadi masih cenderung sepi. Masalahnya, di daerah batu tulis, saingannya banyak. Ada IBC ( Ikan Bakar Cianjur ), trus Pondok Laguna, trus ada Warung Tekko. 

Menu kedua, kwetiau goreng. Well, yang ini ada tingkatan pedasnya. Yang paling pedas itu, sebutannya Amsyong.. Wkwkwkwkwwk...kocak juga. Untung saya gak pesan yang amsyong, tapi pesen yang pedesnya biasa aja. Hmmm... rasanya enak, bumbunya cukup berasa. Cuma kurang satu, daging sapinya agak alot. Kurang tipis sedikit. Kalau lebih tipis, mungkin gak alot ya. Tapi sepertinya, memang kalau makan di restoran yang berbasis asal dari Singapore, menu paling aman dan enak ya cuma kwetiau goreng. Hahahaha.. 

Kwetiau goreng

Berhubung saya sariwan, mungkin efek kurang makan buah, saya pesan menu tawanan / menu narapidana, yaitu Singkawang Rojak. Isinya, mentimun, bangkuang, jambu, nanas, mangga. Rasanya? Hmmmm..bingung mengutarakannya. Rasanya sih enak, tapi kurang sedikit pedas. Kenapa saya bilang gitu? Karena rasanya terlalu monoton. Cuma manis doank. Rasa bumbu rujaknya unik sih. Gula jawa, pake kacang, pake ebi kering. Beneran cuma kurang pedas - pedas sedikit. Kalau agak pedas, saya yakin, rasanya pasti pas. Karena rasanya hanya manis doank, ditambah rasa ebi ( udang kering ), yang ada jadi agak eneg dan sedikiiiitttt amis. Jadinya, agak eneg. Walau begitu, saya akui, racikannya oke, cuma kurang pedas saja. Wajiblah dicoba. Makan 3 menu itu, habis IDR 112.000 termasuk minuman dan pajak 15%.

Singkawang Rojak

Monday 9 December 2013

BAKMI 31

Bakmi 31 ini, terletak di daerah kota ( glodok ). Hari sabtu, saya kesana karena ceritanya mau ke dokter gigi di daerah sekitar Glodok situ.. Eehh...tapi apa daya, dokternya rameeee..dan akhirnya gak dapat nomor. Hiks..ujung - ujungnya, karena lapar, saya makan di Bakmi 31. pasti banyak yang pada bilang : " iihh..kalau dah di glodok sih, kudu makan bakmi toko tiga. ", yaaa...saya juga maunya makan bakmi toko tiga, tapi apa daya, ternyata udah tutup karena bankrut, dan gak tau pindah kemana. Jadinya, ya akan bakmi apa adanya.


Letaknya di Glodok paling ujung, deket hotel capitol. Plang namanya kecil, tempatnya sepiiii.. kalau naik mobil, mungkin bisa kelewatan itu plang restorannya. Namanya juga Bakmi 31, otomatis jualnya bakmi. Tapi, ini bakmi halal koq. Cuma kalau suruh buat perbandingan untuk bakmi yang halal, maish enak Mie Aliph. Hehehe..


Mie Pangsit
Menunya sih sebetulnya ada macam - macam. Tapi saya hanya pesen menu mie saja. Harganya terbilang fantastis. Mie Ayam polos aja harganya standard, IDR 15.000 per porsi. Tapi Mie Ayam pangsitnya IDR 27.000 per porsi. Glleekk... Yang bener aja...nyaris 2x lipat harga Mie Ayam polos. biasa kalau kita makan mie pangsit, paling cuma nambah IDR 2000 - 5000 dari harga mie ayam polos. Bener gak? Hehehe.. bakmienya sih standard yaa.. Tapi tekstur mienya lumayan enak. Porsinya juga gede. Kenyang pokoknya,  karena porsinya lumayan besar. Pangsitnya juga gede - gede, berasa isinya. Kadang kalau makan mie pangsit di mie ayam gerobakan pinggir jalan, biasanya pangsitnya kurang enak. Tapi menurut saya, pangsitnya lumayan gede dan isinya daging beneran. Abis cobain mie ayam, saya pesen Suikiaw, perbedaannya cuma 1, kalau pangsit isinya daging ayam semua, kalau Suikiaw dikasih udang secuil kecil. Hahahahhaa...Tapi kuah Suikiaw-nya saya akui enak bangeeettttt...padahal Suikiaw nya sendiri, gak seberapa enak.


Saya pesen juga kwetiau gorengnya. Hmmm..kwetiaunya agak tipis dan kenyal. Tekstur kwetiaunya enak, tapiiii...rasanya terlalu manis. Kebanyakan kecap manis sepertinya. Tapi seperti saya bilang, porsinya lumayan besar, dan isinya gak pelit juga. Ada udang, dikasih kucai, baso ikan, telor. Lengkap sih. Cuma harganya paling mahal. Kalau gak salah, sekitar IDR 32.000 per porsi. Gleeekk...
Yaaa,,kalau cuma buat iseng makan, karena susah cari makanan di sekitar Glodok, saya cukup kasih rekomendasi untuk makan di Bakmi 31 ini.


Suikiaw


Tuesday 3 December 2013

BANDUNG again ( Sigh.. )

kawah tangkuban perahu
Kalau lihat judulnya, beneran deh..kadang bosen juga ke Bandung. Ini udah keberapa kalinya saya ke Bandung. Tapi herannya, gak bosen - bosen juga sih. Hehehe...secara tujuannya cuma makan, makan dan makan. Huweee..badan melar lagi deh..padahal dah lumayan singset ( teori penghiburan diri...eeaaa.. ). Kali ini ke Bandung dalam rangka outing bersama teman - teman kantor. Pertama kali dalam hidup, cuma ke Bandung aja, pulang hari, memakan waktu 15 jam..!! Capeeekk...pinggang pegel, sakit, pantat tepos. Lengkap deh..! Saya dan teman - teman kantor berangkat ke Bandung pkl. 07.30, well emang kesiangan sih. Mana perginya pas tanggal muda, orang baru abis gajian, jadinya rame banget deh jalanan. Kami tiba di bandung pkl. 10.30 dan langsung menuju ke Tangkuban Perahu. Ada yang tahu legenda / kisah Tangkuban Perahu? hehehe..yang pasti, saran saya, lihat saja google, sumber cukup terpecaya, capek ceritanya. Saya rasa, pas SD kita semua udah tahu kan legenda Tangkuban Perahu? Hehehe.. 

Terakhir saya ke Tangkuban Perahu pas masih SMA, jadi setelah beberapa tahun, baru ke sana lagi, yaahh,,gak bikin nostalgia juga sih. Secara, kawahnya juga gak berubah. Tetap aja begitu. Di Tangkuban Perahu emang paling cocok cuma buat foto - foto doank. Gak ada kuliner yang bisa dicobain. Masa iya cuma makan jagung bakar / gorengan? Jagung bakarpun, menurut saya masih enak jagung bakar yang pernah saya makan di Brastagi. Lebih menggoda dan bikin ngiler, dari ukuran jagungnya aja udah jauh beda. Hehehe..

Menu Makan Siang
Dari Tangkuban Perahu, kami makan siang di Kampung Daun. Yaahh...saya sih tidak berharap makanannya enak. Pertama, yang saya tahu, kalau makan di tempat yang temanya ada kata Kampung / Kampoeng, biasanya, lebih ke arah kita beli suasana dibanding beli makanan. Dan harus saya akui, suasana di Kampung Daun enak banget. Lebih tenang dan damai. Adem pula. Banyak pohon dan dibuat sungai2 kecil sehingga rasanya kayak makan di gunung. Kata teman saya : "Ya jelas adem dan banyak pohon, namanya juga Kampung Daun. Kalau gersang, namanya jadi Kampung Pasir "Wkwkwkwkw...logika yang masuk diakal. Enaknya kalau pergi acara outing, biasanya "gizi" terjamin. Ya bukan berarti kalau pergi dengan dana sendiri berarti "gizi" gak terjamin. Terjamin juga sih, tapi biasanya, yang dikonsumsi itu "gizi" yang gak sehat. Dan yang lebih utama, kalau pergi acara outing gtu, biasanya kantong tetap tebal lha ampe akhir bulan. Coba kalau pakai dana sendiri, seneng sih jalan - jalan, tapi gitu buka dompet, ya ampuunn..miris..tipisnya dompet ini.

Soto Kudus
Di Kampung Daun, kami dihidangkan makanan prasmanan, yang tentunya menu sudah disiapkan sesuai selera atasan. Ada Tumis sayur, ayam goreng, ikan goreng, bakwan jagung, sambel, soto kudus. Lalu ada welcome drink, yaitu bajigur dan es cincau, dan potongan buah. Hmmm..Bajigurnya enak. Cuma, kurang pas minum bajigur siang - siang terik. Jadi tambah panas, karena bajigur terbuat juga dari jahe. Es cincaunya saya akui enak, sayangnya aja gak dingin. Tapi syrup dan santannya, enak banget. Serasa minum Kopyor, padahal cuma syrup dan santan dikasih cincau ijo. Untuk menu makanannya, saya akui, standard banget. Tapi tumis sayurnya saya akui enak. Lupa itu sayur apa, tapi ditumis pakai bawang merah, irisan cabe dan di kasih ebi ( udang kering ) yang dihaluskan. Waahh..mantap deh rasa sayur tumisnya. Yang saya kurang setuju adalah, Soto yang dihidangkan. Judulnya sih Soto Kudus, tapi koq pakai santan? Dimana - mana, namanya soto kudus pasti kuahnya bening. Kalau udah pakai santan, kayaknya gak perlu lah, dibilang Soto Kudus, bilang aja Soto Ayam. Jadi aneh rasanya. 

Dari Kampung Daun, kami beli oleh - oleh di Jl. Kemuning, di Prima Rasa. Ahh..kalau dah sering ke Bandung pasti tahu donk Prima Rasa? Bosen lah kalau cuma beli Kartika Sari. Letak jalan kemuning ini, ada di dekat Jl. Riau. Patokannya, kalau anda dari arah FO ( Factory Outlet ), anda lurus, ketemu patung logo pramuka, lurus terus, nanti ada perempatan besar, persis sebelum perempatan, ada taman di sebelah kanan, dulunya itu pom bensin, sekarang jadi taman. Sebelum taman, ada jalan, belok ke kiri ke jalan tersebut, trus lurus ajaaaa...ketemu deh Prima Rasa. Kalau kata saya, semua kue di prima rasa itu enak - enak. Tapi yang paling enak itu Sifon Ketan Item, Stick keju, dan Japanese Cookies yang rasa keju coklat.Jajanan di sekitar prima rasa juga enak - enak. Kalau pagi - pagi, ada yang jualan kupat tahu, rasanya cukup enak, walau memang kupat tahu gerobakan. Tapi seriusan, enak sih kupat tahunya. hahahah..intinya, Bandung surga makanan enak dah..!

Bajigur

Gulali @5000 di Kampung Daun