Friday 22 February 2013

Goodbye Sibu, Welcome Bintulu

Sesuai judulnya, hari ke 4, kami akan menuju Bintulu. Tentu saja, karena pagi hari kami tidak dapat sarapan di hotel, jadi kami keliling cari Kedai Kopi lagi untuk makan pagi. Dan kami menemukan kedai kopi yang cukup sepi. Teori saya, Kedai Kopi yang sepi biasanya makanannya tidak enak, atau harganya mahal, atau memang lokasi tidak strategis. Tapi kalau melihat lokasinya, memang agak kurang strategis. Tapi setelah kami duduk, ada beberapa orang juga yang datang dan memesan makanan. Kami juga melihat - lihat menu. Seperti biasa, semuanya tulisan mandarin. Untungnya kedai kopi yang kami masuki ini cukup manusiawi. Di setiap menu ada gambar masakannya, jadi kita tidak merasa seperti tebak - tebakan berhadiah atau serasa beli kucing dalam karung :)

Bihun Kuah
Menu yang cukup special adalah Mie Kecap dan Bihun Kuah. Kedengarannya biasa saja. Yah, pas pesen saya juga tidak mengharap rasa yang gimana - gimana. Dan disajikanlah Mie Kecap dan Bihun Kuah. Mungkin ada yang belum tahu apa itu Mie Kecap? yang jelas, mie kecap itu bukan mie goreng ya..hehehe.. Mie Kecap itu semacam mie rebus, model seperti mie ayam, tapi dikasih kecap manis. Specialnya ini Mie Kecap, adalah toppingnya dikasih daging babi. Dan rasa kecap manis serta rasa asin nya pas banget. Udah gitu mie nya juga tidak lembek. Cenderung kenyal tapi mudah dikunyah, tidak seperti mi karet. Top deh nih masakan. Lalu saya cobain bihun kuahnya. Sama seperti saya bilang, masakan di kedai - kedai itu sederhana. Kalau dibilang Mie Kecap, pasti cuma mie dan kecap. Kalau makan mie goreng, juga beneran cuma mie di goreng. Sama juga dengan bihun. Cuma bihun dan kuah, dan dikasih daging ayam, yang potongan ayamnya cukup besar. Waaah...kuahnya nikmat. Enak banget. Kuahnya agak minyak, tapi tidak bikin eneg, dan berasa kuah ayamnya, Bukan cuma kuah asal - asalan kayak kita beli bihun rebus di tukang mie abang - abang pinggir jalan di Jakarta. Dan yang terpenting, si pelayan mengerti teh susu yang saya maksud. Senangnyaaaa...


Mie Kecap

Nah, dari Sibu ke Bintulu lama perjalanan sekitar 4 jam. Yang bikin bete, pemandangan di kiri kanan jalan cuma pohon, sesekali ada rumah penduduk, tapi tidak beragam seperti kalau kita lewat jalan tol Jagorawi atau Cikampek Padalarang, yang kadang cukup spektakuler dan beragam yang bisa dilihat. Setelah 2 jam, kami berhenti di tempat peristirahatan untuk menumpang kamar kecil. Konsep tempat peristirahatannya sama seperti di indonesia. Tapi agak sedikit purba. Karena kalau kita di jalan tol, khusunya di Jawa, namanya tempat peristirahatan, ada restoran, cafe, minimal pasti ada Solaria. Kalau di sana, cuma ada minimart dan jualan gorengan, seperti pisang goreng, kacang rebus, dan harganya tidak perlu ditanya mahal. Kalau kita beli gorengan di Jakarta seharga Rp.5000, sudah bisa bagi - bagi buat 5 orang, kalau di sana, RM 10 cuma dapat 5 pisang goreng. Kebayang kan mahalnya bagaimana? ampuuuunn...

Setelah melanjutkan perjalanan total 4 jam, kami tiba di Bintulu. Ternyata kota tersebut lebih tidak beradab daripada Sibu. Kalau di Bintulu, anda mau keliling tidak punya kendaraan, bakalan diem di rumah terus - terusan. Karena jarak satu perumahan ke daerah pertokoan bisa memakan waktu 10 menit perjalanan dengan kendaraan. Bayangin kalau jalan kaki dari kompleks perumahan ke pertokoan, apa tidak gempor tuh kaki. Kotanya cukup asri dan banyak pohon, tapi tidak terbayang deh jauh kemana - mana. Sama seperti Sibu, sama sekali tidak ada objek wisata, dan makin parah, tidak ada kedai kopi..! Jedeerrrr... Kalau malam hari, sepinya luar biasa. Rasanya kalau jalan kaki, serasa cuma kita doank yang lagi jalan, dan suara derap langkah kita menggema sepanjang jalan. Cocok buat syuting film kuntilanak. Kita ngomong bisik - bisik, rasanya tetangga sebelah bisa dengar obrolan kita. 

Setelah memasuki kota Bintulu, kamu singgah di hotel untuk istirahat. Nama hotelnya adalah Homey Guest House. Hotelnya antik, harus naik sekitar 20 anak tangga untuk sampai ke receptionis. Wuiihh,,anti banjir juga nih hotel. Kalau dilihat dari luar, serasa kos - kosan atau hotel esek - esek aja. Yang pasti kalau menginap sambil bawa koper besar, rasanya kalau check out, koper tinggal lempar saja ke bawah. Dan kamarnya pun cuma ruangan kecil seukuran 3 x 3 meter. Mungkin sebetulnya ini penginapan backpacker. Kamar mandi sharing di luar. Jadi siapa cepat dia dapat. Dindingnya bukan tembok, tapi triplek. Walaupun bagitu, hotel tersebut masih menyediakan sarapan, walau cuma roti, selai dan teh.

Yang lucu adalah gereja tempat kami berbakti. Kalau anda adalah umat nasrani dan pernah ikut Sekolah Minggu, pasti ingat gambar gereja. Yang kalau saya perhatikan, dari zaman saya masih kecil ampe sebesar sekarang, gambarnya pasti tanah lapang, gereja di tengah - tengah lapangan, trus ada gambar anak - anak lagi lari - lari ke arah gereja. Gereja di Bintulu persis seperti gambar itu. Saya langsung terkesima.

Hal terabsurd saat saya di Bintulu adalah, kamar mandi hotelnya. Kebetulan saya baru balik ke hotel malam hari. Mumpung kamar mandi sepi, saya pun langsung mandi dan sikat gigi. Selama ini, saya menginap di hotel belum pernah ada kasus mati lampu. Dan terjadilah mati lampu pada saat saya mandi. Saya diam. Saya langsung berpikir, mungkin si pegawai hotel berpikir tidak ada orang di kamar mandi, jadi lampu dimatiin. Baru berpikir seperti itu, tiba - tiba lampu nyala. Waduh..serem banget nih hotel. Saya langsung berdoa komat kamit sambil terus mandi. Selesai berdoa, lampunya malah mati. Wah, gak bener ini. Setelah lampu mati baru saya sadar, ada jendela di atas closet, tidak gede sih, tapi lumayan besar, dan orang bisa mengintip dari jendela tersebut karena letaknya tidak terlalu jauh dari kepala saya. Hadduuhh..jangan sampai ada yang nongol dari itu jendela. Mau setan atau orang, pokoknya saya berdoa dalam haii dan minta jangan sampai ada yang nongol dari jendela tersebut. Saya mandi cepat - cepat dan begitu selesai, saya langsung woosshh...ke kamar.

Di kamar saya cerita pengalaman saya. Teman saya bilang, " kayaknya memang listrik hotelnya tidak kuat deh. Tadi gue juga mandi juga begitu. Kayak lampu disko. Tapi gue setuju ma lo, itu jendela emang bisa dipakai buat ngintip ".
ahahahahaa..bagus lha, berarti ada yang bernasib sama seperti saya :)




No comments:

Post a Comment